Senin, 16 Mei 2011

Go Home..



Perjalanan pulang..
Lelah melanda ketika ku selesai mondar mandir memilah-milah barang yang akan ku dagangkan.Di dalam gedung bertingkat empat yang penuh, sesak, sarat akan manusia itu aku memutar otak dan tawar menawar sampai mulut kering ring. certainly with my Mom.
Pulang, saatnya pulang, akhirnya..
Di luar gedung, hujan turun dengan derasnya, mengguyur jalanan kota Budaya. Anak kecil bertubuh gendut tidak terlalu tinggi terlihat menawarkan jasa payung super large, tiba-tiba seorang Emak-emak (ibu-ibu) meraih payung tersebut dan berlari sambi berteriak, "Ayo Le, terke rono sedilit, selak cepet..". Anak kecil itu sempat terbengong, dalam pikirnya mungkin karena Emak itu tidak rembugan dulu, asal comot aja kontan buat si anak bingung.
Hmmmm... hujan sepertinya tidak ingin segera berhenti. aku dan ibu tak peduli lagi, meluncurlah aku dan ibu ke pinggir jalan, naik ke dalam bus kota. Bus kota yang tidak terlalu fine, tapi ya sudahlah sedapetnya aja mengingat hari semakin tua. Berbeda dengan pagi tadi ketika berangkat, dengan Batik Solo Trans penumpang dibuat nyaman, keadaan bus yang bersih, harum dan pelayanan yang ramah, yah kernet nya pun seorang perempuan yang komunikatif, good looking dan memang dari pegawai DISHUB.
Bus kali ini atapnya bocor.... baguuuuuusss...
rasanya sudah lama aku duduk dalam bus kota ini, tapi tak juga sampai Kartasura untuk segera pindah di bus Semarang-Solo. Di luar langit masih murung. Tak ada perbincangan panjang antara ibu dan aku, mungkin ibu lelah.
Alhamdullilah.. tiba juga di Kartasura. Sudah ada bus Semarang-Solo yang menunggu, tanpa pikir panjang langsung ambil langkah seribu.....
Aku dan ibu dapat kursi di belakang yang berjajar tiga. Setelah terlihat lumayan penuh, bus itu pun melaju. Barang daganganku terlihat berjubel di pangkuanku. Dalam diam aku berdoa, nyuwun pangestunipun Gusti, keparengaken barokah. I hope everything will be smooth.
Tletik.. tes tes.... Astagfirullah.. bus ini pun ternyata bocor. Perjalanan pulang yang jauh ini aku rela berbocor-bocor ria asalkan cepat sampai rumah, ingin segera membasuh muka, mandi, sholat dan go to bed.
Seperempat perjalanan, kernet bus itu pun mulai beraksi. Kernet yang aku pikir lebih cocok sebagai seorang guru. Bagaimana tidak, pakaian yang dikenakannya batik, rapi meski wajahnya kumal karena seharian bekerja, dihiasi kacamata pula. Kernet itu mengerutkan keningnya sembari menurunkan kacamatanya kearahku kemudian tersenyum, tak sadar terlalu lama aku memperhatikan penampilannya. hihihiiii....^^
Jam tangan menunjukkan pukul 17:35 WIB, bus sudah sampai Terminal Boyolali. Pengamen jalanan naik, seorang anak kecil membawa kicik-kicik sederhana dengan banyak tutup botol yang terpaku di kayu sebagai gagangnya. Anak itu menyanyi dengan suara pas-pasan, kasian.. terlalu dini, kebutuhan terlalu mendesak, jadilah ia pengamen jalanan. Di malam yang basah, langit masih terus menurunkan rezekinya anak itu mencoba mengaisnya dengan bernyanyi dari bus satu ke bus yang lain.
Rezeki seluruh makhluk sudah dijamin Allah SWT, i believe it..
Dari banyak pemandangan di jalanan itu, teranglah bahwa rezeki adalah rahasia Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar